Transformasi genetik dengan menggunakan Agrobacterium merupakan sistem transformasi genetik tidak langsung. Transformasi dengan Agrobacterium memiliki beberapa keuntungan antara lain bersifat dapat diulang (reproducible), relatif lebih murah, memberikan pola integrasi yang tegas, jumlah salinan dalam genom sedikit (1-3 salinan). Selain menyisipkan gen target untuk perubahan sifat tanaman tertentu yang dikehandaki, transformasi genetik dengan Agrobacterium pada tanaman juga bermanfaat untuk membuat populasi tanaman mutan. Dengan menggunakan Agrobacterium memungkinkan diperoleh mutan dalam jumlah banyak dalam suatu periode yang relatif singkat.
Strategi untuk memasukkan gen target ke dalam T-DNA dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama dengan cara tidak langsung memasukkan gen dengan posisi cis (bersebelahan) dengan gen virulen dalam plasmid yang sama dan dikenal dengan vektor ko-integrasi. Pendekatan kedua dengan melakukan kloning gen ke dalam daerah T-DNA di dalam plasmid yang berbeda yang dikenal dengan sistem vektor ganda.  Masalah utama penyisipan DNA ke dalam plasmid Ti adalah ukuran plasmid Ti yang besar (200 kb) dan daerah T-DNA pada umumnya tidak memiliki sisi unik untuk pemotongan DNA. Besarnya ukuran ini menyulitkan dalam manipulasi dan menentukan tempat pemotongan yang spesifik pada plasmid Ti.
Agrobacterium sangat besar pengaruhnya  dalam menghasilkan tanaman yang dimodifikasi untuk mendapatkan sifat yang diinginkan (transgenik). Peran Agrobacterium dalam hal ini ialah sebagai kendaraan pembawa gen (DNA) yang diinginkan.
Agrobakterium tumefaciens merupakan bakteri aerob obligat gram negatif yang hidup alami di tanah. Bakteri ini banyak menyebabkan penyakit crown gall (tumor) pada tanaman dikotil. Kemampuannya dalam menyebabkan penyakit ini berhubungan dengan gen penginduksi tumor yang ada pada plasmid (Ti) yang dijumpai dalam bakteri tersebut. Dalam sel tumor yang terbentuk terkandung enzim-enzim yang tidak tampak pada tanaman normal, karena enzim tersebut hanya dihasilkan oleh sel Agrobacterium. Enzim-enzim tersebut menghasilkan suatu senyawa gula spesifik yang dinamakan opin. Senyawa opin ini merupakan makanan bagi Agrobacterium itu sendiri.
Aspek molekuler yang mendasari transformasi genetik oleh Agrobacterium ialah proses transfer DNA dari Agrobacterium ke dalam genom sel tanaman. Di dalam sel Agrobacterium terdapat tiga komponen utama yang berperan dalam transfer DNA ke dalam sel tanaman yaitu :
·      Komponen pertama ialah suatu fragmen DNA yang dikenal sebagai T-DNA, yaitu fragmen yang ditransfer ke dalam sel tanaman. T-DNA terdapat dalam plasmid Ti yang berukuran 200 kb (kilo basa). Daerah T-DNA diapit oleh sekuen DNA berulang yang berukuran 25 pb (pasang basa) pada sisi kanan dan kiri.
·      Komponen kedua ialah daerah virulence (vir) yang berukuran 35-40 pb dan berada dalam plasmid Ti. Letak gen vir bersebelahan dengan batas kiri T-DNA. Gen-gen vir ini terbagi atas 7 yaitu A, B, C, D, E, G dan H. Gen-gen vir mensintesis protein virulensi yang berperan menginduksi terjadinya transfer dan integrasi T-DNA ke dalam tanaman.  
 Empat gen-gen vir yang paling penting mensintesis protein virulensi ini ialah vir A, B, D dan G. Jika ada sesuatu yang menginduksinya, gen vir A dan G akan terekspresi dan mengaktifkan serangkaian gen-gen vir lainnya. Senyawa kimia yang diketahui sebagai penginduksi gen vir antara lain monosiklik fenolik acetosyringone. Senyawa induser tersebut dihasilkan tanaman ketika tanaman dikotil luka dan mengeluarkan getah. Ekspresi gen vir juga sangat dipengaruhi oleh senyawa induser dan kondisi pH dimana pH optimum untuk ekspresinya berkisar antara 5-5,8 (Hiei dkk, 1997).   
·      Komponen ketiga adalah gen chromosomal virulence (chv) yang terdiri atas chvA, chvB, pscA dan att. Gen-gen tersebut terletak di dalam kromosom Agrobacterium dan mempuyai fungsi untuk pelekatan bakteri pada sel tanaman dengan membentuk senyawa protein β-1,2-glukan. Berdasarkan sifat alamiah tersebut maka pada dua puluh tahun terakhir Agrobacterium dijadikan media pembawa gen target tertentu dengan cara menyisipkan gen target pada daerah T-DNA.


Sel berwarna coklat adalah sel Agrobacterium dan warna hijau adalah sel tanaman. Senyawa induser yang dikeluarkan tanaman saat luka akan mengaktifkan gen vir A dan G untuk selanjutnya mengaktifkan gen-gen vir lainnya sehingga proses transfer daerah T-DNA dari Agrobacterium ke dalam sel tanaman terjadi.

date

0 komentar to “Agrobacterium (Selayang pandang)”

Leave a Reply:

Tittle

Tittle

Future Agriculture

Entri Populer

Total Tayangan Halaman